
Suatu hari… ada pengguna jasa yg jengkel karena dia tidak bisa membawa sus nya ke Singapura.
Pasport sus nya ditahan sama pengguna jasa terdahulu.
Padahal anak yg diasuh sus ini harus medical check up dan konsul dengan dokter disana.
Sudah dicoba diminta baik baik dan ditawari penggantian Beaya pembuatan, tapi dengan berbagai alasan tetap tidak diberikan. Akhirnya… sus dibuatkan paspor baru.
Setelah 2 tahun kerja sus keluar dan dibujuk sama majikan yg lamanya untuk kembali kesana, sus ini mau. (Dasarnya memang susnya baik)
Sekembalinya di pengguna jasa lama ini sus mau diajak ke Hongkong untuk urusan kerjaan.
Karena sudah dibuatkan paspor baru, paspor yg lama sudah nggak bisa dipakai.
Drama yg dulu terulang lagi… Pengguna jasa yg itu gantian tidak mau ngasih juga pasport juga. Akhirnya, dibuatkan paspor baru.
Keluar dari sana. Ganti pengguna jasa ada drama lagi🤦… Sus mau diajak keliling Eropa nggak bisa lagi karena pasport masih di tahan juga.
Dengan segenap usaha jiwa dan raga pasport baru dan visa bisa terbit. Sus bisa ikut kelilingi Eropa, dan kemana mana karna pengguna jasa yg ini memang hobby traveling.
Setelah beberapa tahun kerja. Sus berhenti bekerja karna menikah.
Pengguna Jasa terakhir tidak menahan pasport nya.
Sesekali setiap mau traveling sus masih di panggil karnasudah mu udah mengurus yg visanya dan sus sudah tahu kebiasaan keluarga kalau lagi jalan.
Lain lagi dengan pengguna jasa yg waktu itu mau me neruskan sekolah di Amerika.
Waktu tahu paspor nya ditahan sama pengguna jasal amaanya dengan “Dasi dan Jas” nya dengan mudah bikin paspor baru.
Dan segera memerintahkan kan begini ke kami…
“Bu buat aturan ke pengguna jasa, jangan nahan paspor suster! Dibikin susah saja pengguna jasa berikutnya!!”